Buat apa sih gambar diatas? itu buat mengelompokkan kata tanpa perlu artinya.. kok bisa yah.. :D
- Isim/kata benda: Apa saja yg berakhir tanwin pasti isim. apa saja yg diawali Alif+lam pasti isim/kata benda. apa saja yang setelah fi, bi, ka, li pasti kata benda.
- Fi'il/kata kerja: apa saja yang setelah 'qod', huruf sin, saufa, ta' taknis yg mati pasti kata kerja.
- yang selain dua itu pasti harf/partikel.
begitu maksudnya, tanpa mengerti artinya saja orang bisa mengelompokkan kata. Trus buat apa sih? ternyata kata-kata itu jika di rumuskan ada yang:
- Memiliki tugas/fungsi: contohnya membuat kata setelahnya berakhir 'an', 'a', 'in', 'i', 'u', 'un'. (kasroh, dhommah, fathah, tanwin, mati/jazm)... Tanpa harus mengerti apa arti katanya kita sudah bisa mengerti mengapa harus dibaca kasroh dan sebagainya.
- Nanti untuk bisa mengenali/membentuk mana yang sendirian/berdua/banyak, mana yang lelaki/perempuan, mana yang lampau dan yg bukan dst. Pun kalo anda ditugasi mengubah kata dari tunggal menjadi dua maupun jamak anda bisa melakukannya tanpa mengerti artinya.
- terkait dengan 'kerja' atau 'aksi' kita bisa mengenali apakah kata ini maknanya selesai atau belum, siapa yg melakukan, berapa org yang melakukan, apakah bicara pekerjaannya atau orang yg melakukannya atau orang yang terkena dampaknya, dst.
- dll, menurut para ahli bahasa. Jadi sebelum pergi ke rumus-rumus pembentukan kata harus mengenal 3 kelompok tadi yg dalam hal ini cara mengenalnya bukan dari arti kata, tetapi dari tanda-tandanya.
Bila diamati ia merupakan huruf-huruf yang di susun berdasarkan rumus/formula atau pola. huruf-huruf disusun, kemudian di ikutkan ke pola-pola maka bila polanya begini artinya begini, jika begitu maka artinya begitu.
Apakah bisa mengerti bahasa arab tanpa belajar tata bahasa? Jawabnya bisa, tapi lamaa.. karena dia harus mengartikan sendiri setiap kata, satu kata satu arti satu ingatan. Padahal dengan rumus, satu buah kata kita bisa menebak turunan-turunannya.
baiklah, secara makna:
- Isim atau dlm bahasa kita 'nama' adalah: kata yang tidak ada kandungan waktu didalamnya untuk mewakili sebuah pribadi. Diantaranya: nama diri, nama benda, termasuk juga kata sifat dimana sifat juga mewakili pribadi/zat/benda dipastikan kata tersebut tidak ada kandungan waktu.
- Kata kerja: secara arti ada kandungan perbuatan/aksi dimana aksi selalu ada kandungan waktu. Terbagi tiga:
- Kata kerja sempurna (Madhi) yakni sudah selesai sempurna perbuatannya, sudah lalu.
- Kata kerja belum sempurna (mudhore') entah sedang berlangsung atau akan berlangsung.
- Kata perintah ('Amr).
- Kata pecahan/partikel / harf. Kata yang tidak jelas maksudnya kalo dia sendirian. misal : di, ke, atas, dan, dst. kalo kata ini disampaikan ke orang lain tanpa dipasangkan dgn kata lain maka orang ngak ngerti apa maksudnya.
Emang apa pentingnya sih mengkelompokkannya? bahasa arab ternyata mengikuti rumus, tiap kelompok memiliki tugas rumusnya sendiri. Sehingga kalo pun belum mengerti arti katanya pun kadang sudah bisa mengetahui benar atau tidaknya pengucapannya. Misal harusnya dibaca kasrah atau di baca dhommah? Chonto: kata "lailatul" pada "lailatul qod'r", gara-gara kata "fi" maka di baca "lailatil qod'r", nggak usah ngerti artinya apa, pokoknya setelah hurf jar diantaranya 'fi' pasti berakhir mulut kebawah (kasrah).
Adapun, ketika belajar mengartikan kalimat ia menjadi sangat penting, masing-masing kelompok akan memiliki tugas & pola perubahannya masing-masing dimana setiap pola akan memberi maknanya masing-masing. Nah itulah kita belajar pengelompokan ini untuk mempelajati matematikanya bahasa arab.
Adapun anda yang tidak ingin menempuh belajar bahasa arab dengan cara matematika maka boleh saja belajar seperti cara bayi belajar. Apa bisa? Bisa, Bukankah Nabi Muhammad disebutnya ummi, tidak bisa menulis maknanya bukan ahli tata bahasa namun tetap menguasai bahasa arab dan berkomunikasi dgn bahasa arab? Masalahnya, kapan anda bisanya kalo kita bukan bayinya orang arab yg bicara dgn bahasa arab?
wallahu A'lam..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar